
Memberpaz.net - Berawal dari Kunjungan Kyai Beni Sulastiyo ke Ayub Camp pada Senin, 10 Januari 2022, maka silaturahmi pun berbalas dengan kunjungan balik ke Masjid Kapal Munzalan oleh Bapak Haryanto Bilal di Jumat, 14 Januari 2022 bertepatan dengan persiapan event PAZ Al Kasaw Basic Pontianak.
Saat berkunjung ke ayub camp, Kyai Beni menuliskan di facebook beliau dengan judul, "SAKIT BERAT, KE MASJID AJA!"
Hari Senin yang lalu saya dan temen-temen mengunjungi Markas PAZ Al Kasaw yang berada di Ayub Camp, Klaten Jawa Tengah. Di Markas yang juga menjadi pusat budi daya peternakan Kuda ini, kami ngobrol panjang tentang dunia kesehatan dengan Mas Haryanto Bilal Zainul M, Pimpinan PAZ Al Kasaw/ Ayub Camp.
Dari Mas Bilal saya bisa menyerap semangat almarhum Haris Moejahid, sosok yang merintis metode pengobatan PAZ. Masyaallah.
PAZ adalah sebuah metode pengobatan revolusioner. Metode ini dapat menyelesaikan berbagai penyakit berat tanpa obat dan tanpa operasi. Keren!
Dalam 3 tahun terakhir, Metode PAZ yang dikembangkan oleh Almarhum Haris Moejahid ini telah menjadi wasilah kesembuhan bagi puluhan ribu orang yang didera penyakit berat, seperti penyakit jantung, stroke, juga kanker. Bahkan penyakit-penyakit seperti diabetes, asma, asam urat yang oleh dunia medis modern dianggap sebagai penyakit keturunan yang tak ada obatnya, bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Ajaib!
Metode PAZ ini juga sangatlah ilmiah. Metode ini memiliki struktur rasionalitas yang rapi dan mapan. Dengan demikian, saya berani menyimpulkan bahwa metode pengobatan ini dapat menjadi sahabat dialektis yang asik bagi para praktisi yang dibesarkan oleh postulat dan premis dunia pengobatan medis-modern (baca: dunia kedokteran).
Karena mapan secara ilmiah, metode pengobatan ini telah menarik perhatian banyak dokter di Indonesia. Saya jadi teringat dengan cerita Mas Teguh Putra Kriswidianto, sahabat saya di Pontianak, orang yang pertama kali mengenalkan metode ini kepada saya, bahwa suatu saat, Almarhum Haris Moedjahid pernah bertanya kepada seorang dokter tentang berapa waktu yang diperlukan untuk mengobati pasien yang sedang didera penyakit syaraf kejepit. Menurut Mas Teguh, sang dokter tak bisa menjawab. Karena dalam dunia medis modern, proses pengobatan syaraf kejepit memang memerlukan proses yang rumit dan waktu yang lama.
Saat sang dokter bertanya balik kepada Almarhum Harris, tentang berapa waktu yang ia perlukan untuk mengobati kasus syaraf kejepit dengan metode PAZ, Almarhum Haris Moejahid dengan yakin menjawab, "hanya 5 menit!".
Sang Dokter penasaran, dan meminta Pak Haris membuktikan pernyataannya kepada seorang pasien yang tak bisa berjalan karena didera syaraf kejepit. Pasien itu kemudian diperiksa oleh Pak Haris, diberikan terapi selama tak lebih dari 5 menit. Dan atas izin Allah, pasien itu dapat berjalan normal tanpa merasakan kesakitan lagi. Masyaallah!
**
Cerita Mas Teguh itu menginspirasi saya untuk mempelajari lebih lanjut metode pengobatan PAZ ini. Saya pun membaca banyak literatur tentang pengobatan ini. Saya juga menghubungi beberapa sahabat yang pernah ditangani oleh para PAZTROOPER (istilah bagi therapist PAZ). Dan yang terakhir, saya mengunjungi markas PAZ di Klaten, Senin kemarin.
**
Selain berdiskusi tentang dunia kesehatan bersama Mas Bilal di Ayub Camp, pada kunjungan hari Senin itu, saya juga bertanya kepada Mas Bilal tentang kemungkinan metode pengobatan ini bisa diakses di masjid-masjid. Kepada mas Bilal saya berandai-andai saja, bahwa andai saja klinik PAZ bisa diinstal di masjid, maka akan sangat banyak masyarakat Indonesia yang dapat kita bantu.
"Jadi, nanti masyarakat itu, bukan hanya mau sholat aja ke masjid, Mas. Namun juga saat sedang di dera oleh penyakit. Sehingga nantinya, kalau ada anggota masyarakat yang sakit berat, kita bisa bilang ke mereka kalau sakit, ke masjid aja! Keren kayaknya" hatur saya kepada Mas Bilal.
Perandai-andai saya ini ternyata disambut baik oleh Mas Bilal. Beliau tampak sangat bersemanagat. "Ayo kita kolaborasi. Ayo kita realisasikan!". Ujar Mas Bilal.
"Siap-siap. Insyaallah Mas! Nanti saya izin dulu sama Kiai Luqman, Pengasuh kami. Semoga beliau berkenan menyetujui rencana ini", jawab saya.
**
Besok, hari Jumat tanggal 14 Januari, Mas Bilal dan Pengurus PAZ kebetulan akan berkunjung ke Pontianak. Beliau ada agenda pelatihan bagi calon therapist PAZ di Pontianak pada tanggal 15-16 Januari nanti. Mohon doa agar saya bisa bertemu kembali dengan Mas Bilal di Pontianak untuk membicarakan lebih detail obrolan ringan tentang pengembangan klinik pengobatan di Masjid-masjid di Indonesia.
**
Jika jadi, apakah ada pengurus masjid yang berkenan turut serta berkolaborasi dengan program mendirikan klinik pengobatan di masjid-masjid?
Semoga ada ya.
Berkahselaloe
Beni Sulastiyo
Pelayan Masjid Kapal Munzalan Indonesia.
Postingan Kyai Beni Selesai Di Sini
....
MOU Kesepakatan Menjalankan Amal Sholeh Bersama, #SantriPAZ Bimaristan
Setelah berjalannya event paz al kasaw basic pontianak, tim paz al kasaw kembali bertemu dengan Kyai Beni Sulastiyo guna membicarakan kesepakatan seperti apa kolaborasi yang bisa dikerjakan.
Alhamdulillah, semoga benar benar bisa saling bersinergi guna memberikan persembahan yang terbaik kepada umat.